Think About Fast Food..!


Salah satu pilihan untuk menu makan siang bagi orang kantoran, bagi pekerja atau bahkan mahasiswa yang sibuk adalah makanan cepat saji (fastfood). Selain enak, lezat, juga praktis dan cepat. Tapi apakah kita tahu kandungan nutrisi menu fastfood aman bagi tubuh kita..? Betulkah fastfood berbahaya? Dan bagaimana solusinya mengatasi masalah tersebut? Lets see..
Mengkonsumsi makanan dari restoran fast food, terutama yang menyediakan menu Western Style, semakin sering ditemukan di masyarakat kota-kota besar. Selain jumlah outlet (gerai) restoran-restoran tersebut semakin banyak di berbagai penjuru kota, menu fastfood umumnya cepat dalam penyajian pun menu-nya bervariasi.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fastfood. Walaupun di Indonesia belum ada data pasti, keadaan tersebut dapat dipakai sebagai cermin dalam tatanan masyarakat kita, bahwa rentang usia tersebut adalah golongan pelajar dan pekerja muda.
Di kota besar, banyak ditemukan konsumen yang memilih menu fast food, karena keterbatasan waktu maupun fasilitas untuk menyiapkan makanannya sendiri. Selain itu pada kalangan tertentu mengkonsumsi fastfood juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Tinggi Kalori!
Pada umumnya menu fastfood mengandung lebih tinggi kalori, garam dan lemak termasuk kolesterol, dan hanya sedikit mengandung serat (dietary fiber).
Fungsi normal tubuh seperti bernapas dan denyut jantung, serta aktivitas fisik membutuhkan energi. Kebutuhan energi setiap orang berbeda-beda, antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas seseorang.
Kekurangan kalori merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja. Sebaliknya kelebihan kalori akan menambah berat badan dan menyebabkan kegemukan.
Banyak penelitian membuktikan, seperti halnya kegemukan (obesitas), konsumsi tinggi lemak menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah dan merupakan salah satu faktor risiko pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu, diet tinggi lemak juga memperbesar risiko terkena kanker.
Dalam hidupnya, setiap orang juga membutuhkan asupan garam dari makanan, untuk mengganti sejumlah zat gizi yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Pengeluaran tersebut antara lain melalui keringat, tinja dan air kemih.
Unsur natrium adalah kandungan mineral yang paling dominan menjadi komposisi garam dalam makanan. Pada orang tertentu, diet tinggi garam mempunyai hubungan dengan risiko terjadinya penyakit darah tinggi.
Adapun serat dari makanan merupakan karbohidrat komplek, yang tidak turut dicerna. Serat dapat membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi kemungkinanan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
Perlukah Menghindari?
Pihak industri fastfood bereaksi bahwa tuduhan resiko tersebut tidak masuk akal. "Tersedia banyak pilihan jenis restoran dan konsumen bebas menentukan pilihannya," sebagaimana diungkapkan Katharine Kim, juru bicara Asosiasi Restauran Nasional Amerika Serikat.
Walter Olson, pakar hukum dari Institut Manhattan melontarkan pembelaan senada, "Banyak orang umumnya sudah menyadari, bahwa mengkonsumsi burger keju ukuran besar tentu saja tidak sama dengan sayuran." Juru masak dari salah satu restoran yang dituntut mengatakan, "Lagipula, makanan bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesehatan, latihan jasmani juga penting.
"Menyikapi kontroversi yang muncul sekitar fastfood, memang sulit disangkal adanya kaitan antara riwayat kebiasaan mengkonsumsi hidangan cepat saji dengan kegemukan, yang manifestasi utamanya pada sistem pembuluh darah.
Di lain pihak, menu fastfood memang tidak selalu identik dengan makanan yang berbahaya bagi kesehatan, selama konsumsi jenis makanan tersebut dilakukan dengan lebih selektif, bijaksana serta tidak dijadikan suatu kebiasaan rutin.
Adalah tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis besar terjadi karena asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang dibakar, guna keperluan tubuh menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar tersebut akan menumpuk di tubuh, dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan kandungan lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol darah, dapat cenderung meningkat.
Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur, tidak merokok dan pola atau gaya hidup sehat lainnya akan memberikan hasil lebih optimal pada kesehatan tubuh. Fast food identik dengan makanan enak yang rendah gizi, rendah serat, kaya lemak jahat, kaya bumbu penyedap seperti msg dan garam, dan juga mengandung bahan-bahan pengawet makanan.
Efek negatifnya jika dikonsumsi terus-terusan dalam jangka waktu yang lama tentu akan menjadi tumpukan lemak di tubuh, serta memicu faktor kegemukan, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, gangguan jantung, kanker, stroke, dll. Efek samping yang ekstrem seperti penyakit diabetes, jantung atau kanker tentu tidak akan langsung muncul dalam waktu 2 bulan saja, apalagi anda hanya mengkonsumsi 1 burger setiap hari, namun kadar lemak dan kolesterol  anda tentu akan meningkat.
Di samping itu, kalori 1 burger yang sekitar 500-700 gram bisa jadi belum cukup untuk menaikkan berat badan anda karena kalori makanan yang lainnya termasuk kecil. Jika ditotal belum tentu akan mencapai 2000 kalori sehari, tapi yang pasti kadar lemak tubuh dan kolesterol anda akan meningkat sehingga akan memicu penyakit yang akan muncul pada masa-masa yang akan datang. Olahraga jalan kaki selama 30-45 menit pada berat badan 50 kg-an akan membakar kalori sekitar 100-150 saja, jadi "sangat kurang" untuk mengimbangi kalori fast food dan cemilan anda. Untuk menaikkan berat badan secara sehat, lebih baik anda menambah frekuensi makanan anda menjadi 5-6 kali makan dengan porsi sedang, dan tambahkan kalori ekstra sebanyak 250-500 sehari, tetapi yang anda konsumsi semuanya harus makanan sehat. Untuk olahraga, berlatihlah beban ringan, dan renang secara rutin. Ini adalah cara  paling efektif dan sehat untuk menambah berat badan tanpa harus menimbun lemak dalam tubuh (cep)

0 komentar:

Posting Komentar